Hyperglycemia
adalah respons khas pada beberapa hewan akuatik yang diakibatkan oleh perubahan
lingkungan secara fisik dan kimia. Pada crustacea meningkatnya sirkulasi CHH dan hyperglicemia terjadi mengikuti pemaparan terhadap beberapa stressor
lingkungan tetapi tidak terjadi pada hewan yang tidak memiliki tangkai mata (eyestalkless).
Hal ini terlihat dalam gambar 1.
Gambar 1. Respon stress pada crustacea |
Stres
disebabkan oleh perubahan parameter lingkungan. Proses penanganan selama
transportasi memerlukan pengaturan homeostatik yang dapat menyebabkan perubahan
tentang perilaku dan fisiologis pada hewan air.
Konsentrasiglukosa hemolymph dapat berubah secara signifikan dengan kondisi fisiologis dan
lingkungan berubah. Paparan udara selama transportasi dan hipoksia dapat
menimbulkan hiperglikemia pada banyak spesies crustacea seperti lobster berduri
Jasus edwardsii, kepiting Eriocheir sinensis, kepiting laba-laba Maia squinado dan lobster Norwegia Nephrops norvegicus. Hiperglikemia juga
dilaporkan pada udang galah Macrobrachium
rosenbergii sebagai respon terhadap kejutan dingin.
Hyperglycemia
dan release laktat pada hemolymph adalah respon metabolik sekunder pada
penanganan stres udang penaeid (Simon et
al. 2010). Bagaimanapun juga, peningkatan laktat terjadi sebelum
hyperglikemia, memungkinkan proses glukoneogenesis sebagai jalur pembersihan
utama dari laktat. Perubahan catecholamine pada beberapa jaringan mungkin
terjadi sebagai mediator (respon stress primer) dari beberapa perubahan
metabolik yang diamati pada udang penaeid (Simon et al. 2010). Peningkatan
cepat epinephrine pada hepatopankreas mengindikasikan bahwa epinephrine dapat
memediasi penyerapan laktat, glukoneogenesis dan katabolisme lipid pada hepatopankreas.
Respons susulan dari release norepinephrine pada eyestalk berfungsi sebagai
mediator pada efek laktat pada level respon stres primer (Simon et al 2010).
Kadar
glukosa darah meningkat pada P. elegans
dan spesies crustacea lainnya setelah penyuntikan lipopolisakarida (LPS) dan
efek hiperglikemia, kemungkinan dimediasi oleh CHH karena tidak terjadi pada
hewan eyestalk less. Ini adalah hubungan dosis dan ketergantungan pada
perbedaan bakteri gram negatif LPS .
Logam
berat seperti Cd, Hg, dan Cu menyebabkan hiperglikemia pada udang galah, Macrobrachium kistenensis, kepiting, Barytelphusa canicularis dan S. serrata. Studi terhadap efek
dari logam berat pada tingkat glukosa darah pada P. elegans menunjukkan bahwa konsentrasi sub lethal intermediate
dari Hg, Cd dan Pb menghasilkan respon hyperglicemic signifikan sedangkan
konsentrasi tertinggi tidak menimbulkan hiperglikemia dalam 24
jam. Sebaliknya, sampel yang terpapar Cu dan Zn menunjukkan hiperglikemia
bahkan mencapai konsentrasi tinggi. Perbedaan dalam respons dapat dijelaskan
berdasarkan peran fisiologis kedua unsur penting pada crustacea, dan
konsekuensi adaptasi toleransi, sebagai lawan dari toxic, logam berat
xenobiotic Cd, Hg dan Pb. Di sisi lain kedua kelompok logam berat gagal
mendatangkan tanggapan hiperglikemia pada hewan yang tangkai matanya diablasi
menunjukkan keterlibatan (MandongaBoy 2011) hormon MTXO-SG, CHH yang paling mungkin. Namun, meskipun kekayaan informasi mengenai variasi kadar
glukosa darah berikut stres, sedikit banyak diketahui dengan variasi stress
pada level CHH dalam kelenjar sinus dan di hemolymph.
Pada
lobster Orconectes limosus yang
mengalami hipoksia, titer CHH menyebabkan kenaikan dalam waktu 15 menit (dalam
Lorenzon, 2005). Pada Cancer pagurus
menginduksi sebuah peningkatan pada CHH hemolymph setelah 4
jam. Menggunakan ELISA Chang et al. (1998)
mengamati variasi dalam CHH darah pada Homarus
americanus setelah terekspos berbagai stress lingkungan. Selain itu
peningkatan suhu air meningkatkan CHH darah pada C. pagurus dan P. clarckii. Hasil pengamatan pada
C. maenas menunjukkan
konsentrasi CHH pada hemolymph meningkat secara dramatis selama molting dari
1-5 fmol 100μL-1 pada intermolt diatas 150-200 fmol 100μL-1
selama ecdysis. Variasi titer CHH hemolymph juga diamati pada N. norvegicus yang terinfeksi oleh
parasit dinoflagellata Hematodinium sp.
Penggunaan
tes ELISA dan bioassay baru-baru ini menunjukkan hubungan antara suatu stressor
lingkungan dan release CHH dari eyestalk ke hemolymph dan respon hiperglikemia pada udang P. elegans. Pemaparan
Cu pada P. elegans dipengaruhi
hubungan dosis yang cepat dan massif dalam melepas CHH dari eyestalk ke dalam
hemolymph yang lebih tinggi. Konsentrasi lethal (mematikan) saat pelepasan
secara bertahap dan berkurang diamati pada konsentrasi rendah. Hal ini terlihat
pada gambar 3 (Lorenzon 2005).
Hubungan antara paparan
toxic dan release CHH dikonfirmasi dalam variasi glukosa darah dengan dosis
terkait hiperglikemia yang memuncak 2 jam setelah terpapar Cu. Hal ini dapat
dilihat pada gambar 4. (Lorenzon 2005).
Pemaparan
pada konsentrasi sub lethal dari Hg menunjukkan hubungan kuantitatif yang sama
dan waktu antara toksik, release CHH dari eyestalk, peningkatan kadar hormon
dalam hemolymph dan hyperglycemia sebagaimana telah dijelaskan pada kontaminasi
Cu. Menariknya, bagaimanapun konsentrasi tertinggi mematikan yang disebabkan
pelepasan CHH dari eyestalk ke hemolymph tetapi tidak diikuti dengan variasi
yang signifikan dalam glukosa darah gambar 5, 6. ( Lorenzon 2005).
Situasi
ini dapat dikaitkan pada toksisitas tinggi Hg yang mungkin mengganggu mekanisme
halus yang mengatur respon hiperglikemia. Hal ini tidak disebabkan
penyumbatan sinaptik dari syaraf yang dilapiskan keatasnya dalam rilis jaringan
atau rilis terbatas dari sirkulasi CHH pada level CHH yang tinggi
dilepaskan/dikeluarkan dari SG ke hemolymph. Hal ini
bukan karena penghambatan dari reseptor perifer pada organ target
glycogenolytic: tentunya SG homogen disuntikkan ke udang yang
eyestalkless pada konsentrasi lethal Hg selama 3 jam masih dapat menyebabkan
hiperglikemia (Lorenzon et al.
2000.). Sebaliknya, konsentrasi tinggi dari Hg,
dapat mengubah fungsionalitas dari Pre pro-CHH yang diproses selama langkah
sekresi dan karena kemampuannya untuk mengikat cysteines - enam yang
menggambarkan (MandongaBoy 2011) fitur awet yang tinggi dari struktur peptida. -Hg mungkin mengubah konfigurasi aktif peptida, seperti
yang terlihat dalam sistem lain, tetapi bukan immunoreactivity-nya. Selain
itu Hg diketahui merusak mekanisme osmoregulatory kepiting, Eriocheir sinensis dan menghambat
aktivitas acetyl cholinesterase P.
clarckii. Respon perubahan/pergantian P.
elegans terpapar pada konsentrasi tinggi Hg juga mungkin terkait dengan
perubahan fisiologis yang diinduksi oleh Hg pada level sistemik yang berbeda
(Lorenzon et al. 2004.). Kontaminasi
Cu menginduksi variasi 5-HT dari eyestalk dan hemolymph P. elegans (Lorenzon et.al 2005). Release 5-HT dari eyestalk
terlihat sangat cepat dan dosis yang terikat (tergantung dosis). Pada
hemolymph 5-HT puncaknya terjadi setelah 30 menit dan lagi konsentrasi dari
sirkulasi 5-HT adalah dosis yang terikat (tergantung dosis). Setelah 1 jam
level 5-HT perlahan-lahan menurun ke tingkat basal/dasar. Hal ini terlihat pada
gambar 7. (Lorenzon 2005).
No comments:
Post a Comment