Neurotransmitter
seperti 5-HT, DA dan L/M enk memainkan peran penting dalam modulasi hormon dan
pada waktu yang sama level dan fungsi mereka dapat dirubah oleh polutan (Lorenzon 2005). 5-HT diketahui sebagai neurotransmitter di crustacea pada beberapa
kisaran dan levelnya telah diukur pada sistem saraf dan hemolymph dari berbagai
jenis spesies crustacea sehingga menunjukkan peran yang mungkin sebagai
neurohormon (Lorenzon 2005).
Pada crustacea 5HT dihubungkan
dengan sirkuit terpisah yang mengontrol pergerakan bagian depan, perilaku
melarikan diri, tenaga daya penggerak dan agresifitas. Selain itu tingkat 5-HT
yang sensitif terhadap tekanan lingkungan.
5-HT telah
lama diketahui memiliki potensi efek hyperglycemic pada beberapa spesies udang.
5-HT menaikkan glukosa darah pada Palaemon
elegans, Astacus leptodactylus
dan Squilla mantis. Namun tidak ada efek ditemukan pada individu yang tidak memiliki
eyestalk. Hal Ini menunjukkan keterlibatan hormon CHH eyestalk dalam respon
hiperglikemia
. Dalam semua injeksi spesies terhadap ketanserin, antagonis dan CPH (siproheptadin, inhibitor reseptor 5-HT1) mampu menghambat efek hiperglikemia 5-HT. 5-HT1 seperti reseptor tampaknya lebih mungkin terlibat dalam aksi mediasi 5-HT, sebagaimana CPH adalah antagonis yang lebih efektif daripada ketanserin (inhibitor reseptor 5-HT2 dan juga diduga antagonis DA) (Lorenzon 2005).
Penggunaan ELISA pada P. elegans bahwa injeksi 5-HT memicu pelepasan yang cepat dan besar-besaran CHH dari eyestalk ke dalam hemolymph diikuti dengan hiperglikemia. Pada DA Sebaliknya tidak signifikan mempengaruhi pelepasan CHH dan hyperglycemia (Lorenzon 2005.).
. Dalam semua injeksi spesies terhadap ketanserin, antagonis dan CPH (siproheptadin, inhibitor reseptor 5-HT1) mampu menghambat efek hiperglikemia 5-HT. 5-HT1 seperti reseptor tampaknya lebih mungkin terlibat dalam aksi mediasi 5-HT, sebagaimana CPH adalah antagonis yang lebih efektif daripada ketanserin (inhibitor reseptor 5-HT2 dan juga diduga antagonis DA) (Lorenzon 2005).
Penggunaan ELISA pada P. elegans bahwa injeksi 5-HT memicu pelepasan yang cepat dan besar-besaran CHH dari eyestalk ke dalam hemolymph diikuti dengan hiperglikemia. Pada DA Sebaliknya tidak signifikan mempengaruhi pelepasan CHH dan hyperglycemia (Lorenzon 2005.).
DA dan enkephalins
menunjukkan hasil yang bertentangan dalam spesies yang berbeda. Injeksi DA menginduksikan
penurunan kadar glukosa darah pada P. elegans
dan S .Mantis (Lorenzon et al 1999). Di sisi lain injeksi dari
bloker reseptor DA menghambat efek pada glukosa darah, ternyata memungkinkan
pelepasan CHH. Temuan-temuan ini berbeda untuk spesies Carcinus maenas, udang windu dan
Macrobrachium malcolmsonii
dimana DA menginduksikan hiperglikemia pada hewan utuh (MandongaBoy 2014).
Adapun
enkephalin, L/M-Enk menimbulkan respon hipoglikemik pada S. mantis tetapi tidak pada individu eyestalkless (Lorenzon et al. 2004). Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang melaporkan bahwa L/M-Enk menginduksi hipoglikemia pada Uca pugilator, C. maenas dan P. clarkii.
Di sisi lain L-Enk menginduksi respon hiperglikemia secara utuh tetapi tidak
dalam eyestalkless A.leptodactylus (Lorenzon
et al. 2004). Observasi ini konsisten
dengan penemuan sebelumnya di P. elegans,
Oziotelphusa senex senex, kepiting bakau Scylla serrata dan dalam dua udang, Penaeus indicus dan Metapenaeus
monocerus. Dalam injeksi S. mantis
dari opioid antagonist naloxone membalikkan efek penghambatan pada glukosa darah
dari L-Enk ketika A. leptodactylus
efek aditif pada hiperglikemia dicatat (Lorenzon 2005).
Semua hasil ini menguatkan pandangan umum bahwa 5-HT, adalah
potensi efektor hiperglikemia dan menggunakan pengaruhnya melalui pelepasan CHH
dari medula terminalis kompleks kelenjar XO-sinus (MTXOSG), dimediasi oleh
modulasi aktivitas elektrik dari sel XO. Sebuah rekonstruksi rinci
dari sirkuit saraf pokok mengalami permasalahan akibat dari kurangnya
identifikasi yang tepat dari jenis sel neurosecretory, hasil yang berbeda dari bukti/keterangan
elektrofisiologi dan ketidaksesuaian terhadap yang seharusnya untuk perbedaan
interspesifik.
Akhirnya 5-HT muncul untuk menyediakan mekanisme kontrol utama
bagi mobilisasi glukosa sedangkan DA dan L/M-Enk bertindak sebagai modulator
plastisitas yang digunakan atau aksi yang bervariasi antar spesies yang saling berkaitan
erat.
No comments:
Post a Comment