Kepiting bakau merupakan salah satu organisme yang
hanya terdapat di perairan tropik. Kepiting bakau tersebar pada beberapa
wilayah di Indopasifik, mulai dari pantai Selatan dan Timur Afrika Selatan,
Mozambik, Iran, Pakistan, India, Srilanka, Bangladesh, pulau-pulau di lautan
Hindia, Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya, Jepang, Taiwan. Kepiting
bakau juga ditemukan di pulau-pulau Lautan Pasifik mulai dari Kepulauan Hawaii
sampai ke Selandia Baru dan Australia (Kasry 1996). Kepiting bakau umumnya
banyak ditemukan di wilayah pesisir dan perairan payau (hutan mangrove).
Kepiting bakau termasuk dalam genus Scylla, memiliki daerah sebaran yang
luas di sepanjang Indo-Pasifik Barat. Scylla serrata (S. oceanica Estampador)
memiliki daerah penyebaran paling luas, Indo-Pasifik Barat: dari Timur dan Selatan Afrika ke Asia Tenggara dan Asia Timur (bagian Tenggara China dan Sri Lanka), dan Timur Laut Australia. Bagian Timur
Marianas, Kepulauan Fiji dan Kepulauan Samoa (FAO
2011). S. tranquebarica (S. serrata var. paramamosain Estampador) dan S.
olivacea (S. serrata Estampador) memiliki daerah penyebaran yang
terfokus di Laut Cina Selatan yang memanjang sampai Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik bagian Barat. Sementara itu, S. paramamosain memiliki daerah penyebaran yang terbatas, kebanyakan berada di Laut Cina Selatan dan Laut Jawa (Le Vay 2001; Watanabe et al. 2002).
Kepiting bakau dapat ditemukan di daerah estuari dan
daerah pesisir yang tertutup, secara umum kepiting bakau biasanya berasosiasi kuat dengan hutan mangrove, terutama daerah estuari. Selanjutnya, terdapat
kondisi yang membedakan distribusi lokal dan kelimpahan keempat spesies
kepiting bakau secara kompleks, Hill (1975;1978); Hill et al. (1982) dalam
Le Vay (2001) menyatakan bahwa distribusi dan kelimpahan kepiting bakau
bergantung pada stadia perkembangan kepiting bakau. Kepiting bakau juvenil
hingga ukuran karapaks 8 cm biasanya melimpah pada daerah intertidal, sedangkan
kepiting bakau sub-adult dan dewasa berada di daerah subtidal.
Chandrasekaran & Natarajan (1994) dalam Le Vay (2001) menyatakan
bahwa juvenil baru kepiting bakau akan lebih memilih berada di lingkungan
perairan yang tertutupi oleh lamun, alga, dan akar mangrove.
Menurut Kasry
(1996) kepiting bakau akan beruaya dari perairan pantai ke perairan laut,
kemudian induk dan anak-anaknya akan berusaha kembali ke perairan pantai, muara
sungai atau perairan hutan bakau untuk berlindung, mencari makan, atau
membesarkan diri. Kepiting bakau yang telah siap melakukan perkawinan akan
beruaya dari perairan bakau ke tepi pantai dan selanjutnya ke tengah laut untuk
melakukan pemijahan. Kepiting jantan yang telah melakukan perkawinan akan
kembali ke perairan hutan bakau atau paling jauh di sekitar perairan pantai
yaitu pada bagian-bagian yang berlumpur dengan organisme makanan yang
berlimpah. Telur kepiting yang telah dibuahi akan menetas menjadi zoea (Z
I, II, III, IV, V), megalopa, kepiting muda, dan akhirnya menjadi kepiting
dewasa. Kepiting muda akan kembali ke pantai atau kawasan mangrove untuk mencari
makan dan tempat berlindung yang aman.
No comments:
Post a Comment