Tahapan
penting pada siklus reproduksi ikan adalah proses pematangan gonad yaitu
tahapan perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses
reproduksi sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad dan bobot ikan akan
mencapai maksimum sesaat sebelum memijah kemudian menurun dengan cepat selama
proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Pertambahan bobot gonad betina pada saat stadium matang gonad mencapai 10–25%
dan jantan 5-10% dari bobot tubuh. Lebih lanjut dikemukakan bahwa semakin
bertambahnya tingkat kematangan gonad, telur yang ada dalam gonad akan semakin
besar (Effendie 2002). Kematangan gonad ikan
dicirikan dengan perkembangan diameter rata-rata telur dan pola distribusi
ukuran telurnya (Romimohtarto dan Juwana 2001).
Perkembangan
gonad ikan secara garis besar dibagi atas dua tahap perkembangan utama yaitu
tahap pertumbuhan gonad sampai ikan mencapai tahap dewasa kelamin dan tahap
pematangan produk seksual. Perkembangan gonad ikan betina (ovarium)
terdiri atas beberapa tingkat yang dapat diamati secara mikroskopis dan
makroskopis. Secara mikroskopis perkembangan telur diamati untuk menilai
perkembangan ovarium antara lain tebalnya dinding indung telur, keadaan
pembuluh darah, inti butiran minyak, vesikula dan kuning telur. Pengamatan
secara makroskopis perkembangan ovarium dengan mengamati warna indung telur,
ukuran butiran telur, dan volume rongga perut ikan.
Umumnya
ikan kerapu betina setelah melakukan satu kali pemijahan akan mengalami proses
diferensiasi gonad dari fase betina ke fase jantan (hermaprodit protogyni)
proses perubahan tersebut yaitu jaringan ovarium mengkerut kemudian jaringan
Testisnya berkembang. Menurut Effendie (2002) dan Widodo (2006) ikan kerapu
memulai siklus reproduksinya sebagai ikan betina fungsional kemudian berubah
menjadi ikan jantan fungsional. Daur hidupnya masa juvenil hermaprodit, masa
betina fungsional, masa intersex, dan masa terakhir adalah jantan fungsional.
Perkembangan ikan kerapu yang bersifat hermaprodit protogyni dapat diamati
secara morfologi. Melalui perkembangan perubahan oogenesis, dapat dibagi
menjadi 10 kelas yaitu kelas 1 adalah gonad yang tidak masak ; kelas 2, 3 dan 4
adalah tahap perkembangan masak gonad pada ikan betina. Tahap perkembangan
jantan pada kelas 7, 8, 9 dan 10 (Tan dan Tan 1974). Klasifikasi perkembangan
gonad ikan kerapu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1 Tahap perkembangan gonad ikan kerapu
Kelas
|
Keterangan
|
1
|
Ovari
tidak matang didapatkan oocyt tingkat 1 dan 2 bila tidak terdapat Jaringan
yang mengkerut menunjukkan belum pernah terjadi pemijahan
|
2
|
Betina
dengan ovary matang beristirahat terdapat oocyt tingkat 1, 2,
dan 3,
mungkin terdapat jaringan mengkerut sisa pemijahan dulu
|
3
|
Betina
matang aktif kebanyakan oocyt tingkat 3 dan 4 dan secara morfologi ovary
berkembang mudah dikenal
|
4
|
Betina
pasca pemijahan kelas ini susah didapatkan
|
5
|
Transisi
sukar dikenal dari luar gonad terlihat mengkerut dan di dalamnya kosong
jaringan mengkerut banyak didapatkan pada bagian tengah
|
6
|
Testis
tidak matang hampir sama dengan kelas sebelumnya banyak didapatkan kerutan
|
7
|
Testis
menuju masak didapatkan kelompok kantung spermatogonia spermatocyt 1 dan 2
|
8
|
Testis
masak banyak spermatocyt 1 dan 2 didapatkan pula sperma di dalam kantung
|
9
|
Testis
masak sekali banyak didapatkan spermatozoa di dalam kantung spermatocyt
tingkat awal sangat jarang
|
10
|
Testis
pasca pemijahan kantung sperma umumnya kosong
|
Sumber : Tan dan Tan (1974)
No comments:
Post a Comment