Karagenan adalah senyawa yang
diekstraksi dari rumput laut dari Famili Rhodophyceae
seperti Euchema spinosum dan Euchema cottonii yang terdiri dari
rantai poliglikan bersulfat dengan massa molekuler (Mr) kurang lebih di atas
100.000 serta bersifat hidrokoloid (wikipedia.org). Istilah carrageenan berasal
dari bahasa sehari-hari Bangsa Irlandia, yaitu Carraign yang berarti “little
rock”. Di Irlandia penggunaan rumput laut untuk ekstraksi gel telah dikenal
sejak tahun 1810. Pada saat itu penghasil utama karagenan adalah rumput laut
jenis Chondrus crispus. Saat ini jenis
rumput laut penghasil karagenan lebih bervariasi dari spesies Gymnogongrus,
Eucheuma, Ahnfeltia, dan Gigartina (MandongaBoy 2014).
Karagenan diperoleh melalui ekstraksi
dari rumput laut yang dilarutkan dalam air atau larutan basa kemudian
diendapkan menggunakan alkohol atau KCl pada suhu yang tinggi. Alkohol yang
digunakan terbatas pada metanol, etanol, dan isopropanol.
Rumput laut yang umum dibudidayakan dan
merupakan sumber utama penghasil karagenan berasal dari Kelas Rhodophyceae,
yang diistilahkan dengan “Carragenophyte”
(kelompok Rhodophyceae penghasil karagenan). Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah rumput laut jenis Chondrus, Gigartina dan Eucheuma.
Di Indonesia, spesies yang menjadi sumber karagenan adalah Kappaphycus alvarezii
dan Eucheuma spinosum (MandongaBoy 2014).
Dalam pemanfaatannya, karagenan dapat
berbentuk garam dengan sodium, kalsium dan potasium (Aslan 1991). Pencampuran
karagenan dengan ion kalium akan menghasilkan dua komponen utama yaitu lambda
karagenan sebagai fraksi terlarut dan kappa karagenan sebagai fraksi tidak
terlarut. Fraksi terlarut tidak akan membentuk gel (Towle 1973).
Berdasarkan kandungan sulfatnya, Doty
(1987) membedakan karagenan menjadi dua fraksi yaitu kappa karagenan yang mengandung
sulfat kurang dari 28 % dan iota karagenan dengan kandungan sulfat lebih dari
30 %. Istini dan Zatnika (1991) membagi karagenan ke dalam tiga jenis yaitu :
lambda-, iota- dan kappa-karagenan. Iota karagenan diekstraksi dari Eucheuma
spinosum, sedangkan lambda karagenan dari Chondrus crispus, dan kappa karagenan
diekstraksi dari Kappaphycus alvarezii.
Karagenan berfungsi sebagai pengemulsi, bahan
pengental, penstabil, pembuatan gel, tablet kapsul, plaster.
Karagenan banyak digunakan pada produk pangan dan non pangan. Kurang lebih 80 %
produksi karagenan digunakan pada industri makanan, farmasi dan kosmetik. Pada
produk pangan, karagenan banyak digunakan untuk membentuk gel dalam agar-agar, selai,
sirup, saus, makanan bayi, produk susu, daging, ikan bumbu dan sebagainya. Karagenan
dapat digunakan pada makanan hingga konsentrasi 1500mg/kg. Senyawa ini banyak
digunakan untuk mengentalkan bahan non-pangan utamanya produk kosmetik seperti pasta
gigi, shampo, dan hasilnya digunakan juga pada industri tekstil dan cat (Angka
dan Suhartono 2000).
No comments:
Post a Comment