Kehadiran
padang lamun di perairan dangkal sangat penting karena perannya sebagai
produsen primer, pendaur ulang zat hara, tempat memiijah dan mencari makan
berbagai biota bentik dan ikan, stabilisator dasar, penangkap sedimen dan penahan
erosi (Kikuchi & Peres 1977). Sebagai produsen primer, lamun memfiksasi
sejumlah karbon organik dan sebagian memasuki rantai makanan di laut. Kandungan
bahan organik di lamun yang tinggi berasal dari serasah daun lamun. Sebagai
habitat biota, lamun memberikan perlindungan bagi beberapa jenis biota baik
yang menempel di daun, berada di atas akar dan rhizoma, maupun pada sedimen
dasar sehingga terlindung dari predator (Fortes 1990). Sebagai sumber makanan,
biota yang menghuni padang lamun dapat memakan tumbuhan lamun secara langsung (direct
grazing) maupun melalui jalur detritus (Wood et al. 1969; Philips & Menez 1988). McRoy & Helfferich
(1980) melaporkan bahwa salah satu avertebrata yang memakan daun lamun secara
langsung adalah bulu babi, sedangkan dari kelompok vertebrata yaitu beberapa
ikan (Scaridae, Acanthuridae), penyu dan duyung, sedangkan bebek dan
angsa memakan lamun ketika lamun tersebut muncul pada surut terendah.
Dalam
kaitannya dengan peran lamun sebagai habitat, Kikuchi (1980) menyebutkan bahwa
terdapat lima hal pokok dari ekosistem lamun dalam kaitannya sebagai penyusun
suatu habitat yaitu: 1) lamun membentuk vegetasi lebat di bawah permukaan air
dan menyediakan lapisan dasar yang ada bagi organisme penggali dan epifit, 2)
vegetasi yang lebat tersebut menenangkan gerakan air yang ditimbulkan oleh arus
dan gelombang, 3) dengan keadaan hidrodinamik yang tenang, mineral dan partikel
organik dalam air dengan mudah dapat mengendap di dasar perairan, dimana
endapan dari serasah lamun yang membusuk dan partikel organik lainnya membentuk
suatu lingkungan yang sesuai bagi kehidupan mikroorganisme dan hewan bentik
lainnya, 4) daun-daun lamun mereduksi cahaya yang berlebihan sehingga menjadi
teduh dan melindungi organisme yang ada di bawahnya, 5) berdasarkan penyebab di
atas, maka padang lamun merupakan habitat yang baik bagi juvenil dan nekton
bahari berukuran kecil untuk mendapatkan tempat berlindung dan mencari makanan.
Selanjutnya,
Howard et al. (1989) membagi
empat grup besar fauna yang menghuni padang lamun, yaitu: 1) infauna,
merupakan hewan yang hidup di dalam sedimen di antara rhizoma, 2) epifauna
motil, merupakan hewan yang berukuran kecil dan bergerak berasosiasi dengan
permukaan sedimen, hancuran lamun dan di helaian daun, 3) epifauna sessil,
merupakan hewan yang hidup secara permanen melekat di helaian lamun, 4) fauna
epibentik, merupakan hewan yang berukuran lebih besar, mampu bergerak bebas
dan lebih berasosiasi dengan padang lamun daripada lamun secara individual.
No comments:
Post a Comment