Monday, 2 April 2012

Rumput Laut dan Penyakit Ice-ice


Rumput laut merupakan salah satu komoditi perikanan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat khususnya di wilayah pesisir, dan merupakan salah satu komoditas budidaya laut yang dapat diandalkan, karena mudah dibudidayakan, infestasi yang relatif kecil dan mempunyai prospek pasar yang baik serta dapat meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir.
Gambar 1. Rumput laut hasil budidaya
Akan tetapi usaha budidaya rumput laut terkendala oleh wabah penyakit yang dikenal dengan istilah ice-ice atau putih-putih yang pertama kali dilaporkan pada tahun 1974 di Filipina. Penyakit ice-ice tersebut menyebabkan batang/talus utama memutih dan akhirnya membusuk sehingga pertumbuhan rumput laut yang dibudidaya menjadi terhambat bahkan mati yang berpengaruh pada penurunan produksi.
Gambar 2. Rumput laut yang terserang penyakit ice-ice
Gejala yang terlihat adalah pertumbuhan yang lambat, timbulnya bintik atau bercak-bercak pada bagian talus, terjadi perubahan warna menjadi pucat dan pada beberapa cabang menjadi putih, kemudian talus menjadi putih dan membusuk. Kejadian penyakit ice-ice bersifat musiman dan menular (Ditjenkanbud, 2005). Penyakit ini timbul karena adanya mikroba yang menyerang tanaman rumput laut. Largo et al. (1995) menemukan bakteri Vibrio sp. dan Cytophage sp. pada rumput laut yang terserang ice-ice, sedangkan Nurjanna (2008) menemukan empat jenis bakteri pada rumput laut yang terinfeksi ice-ice (Chromobacterium, Acinobacter, Flavocytofaga, Vibrio). Hasil penelitian Largo et al. (1999) menunjukkan bahwa penyebab utama penyakit ice-ice adalah Vibrio sp. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Aris (2011) menunjukkan bahwa jenis vibrio yang menyebabkan penyakit ice-ice pada rumput laut adalah Vibrio alginolyticus.

No comments:

Post a Comment