Sel pada hewan multisel
berkomunikasi melalui mekanisme sinyal yang terjadi pada kontak secara
langsung, atau yang melibatkan sinyal yang dirilis secara sistemik ke dalam
ruang extracellular dimana mereka menyebar pada jarak yang lebar dan mampu
mempengaruhi target yang jauh dari sumber sinyal. Mekanisme pertama, komunikasi
dari sel-sel yang berada dalam kontak secara langsung, dikembangkan untuk
keadaan dengan kompleksitas tinggi dalam sistem saraf. Disini, banyak sinyal
dalam bentuk neurotransmitter kimiawi berpasangan dengan jaringan neuron pada
kontak sel-sel khusus, sinapsis. Mekanisme kedua dari komunikasi sel-sel adalah
sistem endokrin. Melibatkan sinyal yang disekresikan, hormon yang mempengaruhi
sel target secara langsung (MandongaBoy
2011), karena semua sel mengekspresikan reseptor untuk
hormon yang diberikan yang akan bereaksi ketika hormon dilepaskan.
Selain kelenjar endokrin, banyak
neuron sistem saraf pusat dan perifer memproduksi hormon yang dilepaskan secara
lokal ke dalam ruang ekstraselular, serta ke dalam aliran darah. Pada banyak
kasus, hormon ( dari kelas peptida) disintesis oleh neuron yang sama yang juga
diproduksi oleh sel endokrin nonsaraf. Sebagai contoh ditunjukkan dengan
sejumlah besar peptida terbentuk pada kedua sistem saraf dan sel-sel endokrin
usus (intestinal), termasuk pankreas (brain-gut peptides): glukagon, gastrin,
cholecystokinin, tachykinin, dan banyak lainnya. Neuron yang memproduksi hormon
disebut sel neurosecretory (NSC). NSC, dan struktur akson target mereka,
membentuk sistem neuroendokrin (Gbr. 1). Pada vertebrata, sistem neuroendocrine
termasuk hipotalamus dan hipofisis, serta neuron perifer dari sistem saraf
otonom yang menargetkan sel-sel endokrin di medula adrenal, dinding usus, dan
pankreas.
Figure
1 Structure of the neuroendocrine system. (A) Somata of neurosecretory cells
(NSCs) are located in the central nervous system and receive neuronal input
from presynaptic neurons. NSC axons projectto peripheral neurohemal release
sites thatare frequently in close contact with endocrine cells targeted by the
neurohormones released at the NSC terminals (after Scharrer &Scharrer
1963). (B) Ultrastructural aspects of neurotransmitter release (B0) and
neurohormonal release (B00). Neurotransmitter release occurs exclusively at
presynaptic sites from 50 nm vesicles. Neurohormones are stored in large
vesicles found throughout the NSC and released outside synapses (after Golding
& Pow 1988).
Sel neurosecretory (yang
memproduksi messenger kimia (neurohormon) untuk beraksi dari jauh) merupakan
jenis elemen pertama yang muncul dalam filogeni organisme hewan. Kelenjar
seperti neuron ini berfungsi bersama dengan unsur-unsur syaraf murni untuk
penyesuaian organisme terhadap perubahan lingkungan (MandongaBoy
2011). Epitel kelenjar endokrin
tampaknya tidak ada pada coelenterata dan annelida, mekanisme neurosecretory
bekerja sendiri untuk mengontrol proses seperti pertumbuhan dan reproduksi. Hal
yang sama mungkin pada cacing pipih, nemerteans dan nematoda, kelompok ini
belum dieksplorasi cukup rinci. Cephalopoda (filum moluska) tampaknya merupakan
organisme pertama yang mencapai sebuah organisasi struktural yang membutuhkan
kehadiran kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin dibatasi oleh peningkatan
kompleksitas melalui kelas arthropoda dan vertebrata, tetapi sel neurosecretory
terus menjadi sangat penting.
Kelenjar endokrin mengatur
sejumlah besar mekanisme homeostatis. Termasuk aktivitas neuron, otot, dan
sel-sel pigmen selama perilaku spesifik (asupan makanan, bekerja, terbang, dan
reproduksi), aktivitas otot viseral dan kelenjar eksokrin (pencernaan), kontrol
jalur metabolik utama (sintesis, penyimpanan, dan pelepasan karbohidrat dan
lipid), kontrol lingkungan ion melalui penyerapan dan ekskresi (MandongaBoy
2011), pembentukan dan
pematangan gamet, dan pertumbuhan dan regenerasi tubuh. Dalam banyak kasus,
kelenjar endokrin merupakan sistem terpadu dimana produksi dan release hormon
dikendalikan melalui umpan balik perputaran (loops).
Dapat disimpulkan bahwa saat ini
pemahaman tentang endokrinologi pada invertebrata telah banyak dikemukakan.
Jelas bahwa penggunaan hormon adalah untuk mengontrol dan mengkoordinasikan
proses biokimia, fisiologis dan perilaku yang umum bagi semua taksa utama
invertebrata.
No comments:
Post a Comment