Ikan bandeng (Chanos chanos), lebih
dikenal dengan sebutan milkfish dan merupakan spesies euryhaline. Di Inggris,
ikan ini dikenal sebagai salmon herring, sedang di Jepang dikenal dengan
sabahi.
Sebagai
spesies euryhaline, ikan bandeng dalam siklus hidupnya selalu bermigrasi
ke perairan dengan salinitas berbeda seiring dengan pertumbuhannya. Melewati
masa mudanya di perairan pesisir, kemudian seiring dengan kematangan seksual
akan beruaya ke laut lepas untuk memijah dekat permukaan pada kedalaman 10
hingga 40 meter yang bersubstrat pasir dan coral (Nontji 1986). Bardach et al. (1982), menyatakan bahwa ikan
bandeng akan siap memijah setelah berumur 6 tahun dan dilakukan pada malam
hari. Secara alami setiap induk bandeng akan memijah 1 atau 2 kali dalam
setahun. Selanjutnya habitat ikan bandeng dari larva hingga dewasa dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Habitat ikan bandeng (Chanos chanos) dari fase larva hingga dewasa (Bagarinao 1991) |
Larva ikan
bandeng yang baru dipijahkan disebut yolk-sac larvae hingga kuning
telurnya diserap. Disebut larva bila ukuran tubuh berkisar antara 6 hingga 10
mm, berumur 2 hingga 3 minggu setelah pemijahan, dan mulai bermigrasi ke perairan
pantai (Lee et al. 1986). Sebutan fry diberikan untuk fase akhir
dari larva yang berumur antara 3 hingga 4 minggu setelah pemijahan, dengan
ukuran panjang tubuh antara 10 hingga 16 mm, yang selanjutnya muncul di
perairan pantai, bergerak lincah, dan selalu berada di permukaan secara
bergerombol (MandongaBoy 2014). Setelah itu akan memasuki kawasan mangrove, hidup
disana hingga berumur ± 3 bulan, kemudian akan bermigrasi kembali ke laut (Lee et al. 1986). Pola distribusi seperti
ini berkaitan erat dengan kondisi perairan, seperti ketersediaan makanan,
faktor fisik, dan kimia perairan (Boehlert et al. 1985). Warna larva tersebut pada ukuran panjang tubuh
antara 10 hingga 12 mm adalah bening (transparan). Pada ukuran panjang tubuh
antara 13 hingga 15 mm dengan berat tubuh antara 6 hingga 7 mg, memiliki sebuah
titik putih di bagian tengah badan yang berfungsi sebagai gelembung udara
(Mardjono et al. 1985).
Larva ikan
bandeng yang muncul di perairan pesisir di Indonesia dikenal dengan sebutan
nener. Larva ikan ini umumnya ditemukan di perairan pesisir yang jernih, bebas
pencemaran, masih dipengaruhi pasang surut, dan bersubstrat dasar pasir atau
pasir dengan sedikit berbatu terutama pantai berpasir yang mendapat suplai air
tawar (Nontji 1986). Ini dikarenakan larva tersebut dalam fase pertumbuhannya
memerlukan salinitas yang lebih rendah untuk berkembang menjadi ikan muda
(Mardjono et al. 1985). Penyebaran larva ini banyak ditentukan oleh
angin dan arus, terutama arus pasang surut serta ketika angin bertiup ke arah
pantai. Muncul di pantai pada saat air mulai pasang atau mulai surut (Watanabe
1986; Nontji 1986; Mardjono et al. 1985; Suseno 1987; Mudjiman 1987).