Kerapu
sunu atau kerapu merah (Plectropomus leopardus)
merupakan komoditas ekspor
yang harganya cukup tinggi. Dua jenis kerapu sunu yang bernilai tinggi dan
terdapat di Indonesia yaitu P. leopardus (leopard corral trout)
dan P. maculatus (barred cheek corral trout). Spesies kerapu dari
genus Plectropomus yang dapat dibudidayakan dan memiliki nilai jual
cukup tinggi adalah ikan kerapu sunu atau kerapu merah (Plectropomus
leopardus). Harga jenis P. leopardus hidup mencapai sekitar US$
30-50/kg pada tahun 2010. Jenis P. leopardus banyak dibudidayakan karena pertumbuhannya
lebih cepat dari jenis ikan kerapu lainnya, benihnya mudah diperoleh dari alam
(penangkapan) dan teknik pemijahan telah dikembangkan.
Ikan
kerapu hidup pada perairan tropis dan sub tropis di ekosistem terumbu karang,
perairan berlumpur, dan hutan bakau termasuk dalam family Serranidae. Di dunia
internasional, kerapu dikenal dengan nama grouper, trout, rock-cod, hinds,
sea basses dan coral reef fish. Terdapat 15 genus dan mencakup 159
spesies (Heemstra & Randal 2005; Tucker 1999). Genus Cromileptes,
Plectropomus dan Epinephelus merupakan 3 genus komersial yang telah
berhasil dibudidayakan (Kordi 2001; Ahmad 2002). Tersebar luas di Pasifik barat
mulai Jepang bagian selatan sampai pulau Guam, Kaledonia Baru, Kepulauan
Australia bagian selatan serta laut India bagian timur. Di Indonesia banyak
ditemukan di wilayah Perairan Teluk Banten, Ujung Kulon, Kepulauan Riau,
Kepulauan Seribu, Kepulauan Karimunjawa, Maluku, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara (Heemstra dan Randall 2005).
Beberapa
jenis kerapu telah diidentifikasi berdasarkan pada morfologi yang berbeda-beda
tiap jenisnya termasuk bentuk tubuh, ukuran sirip, bentuk kepala, jumlah
jari-jari sirip, gurat sisik, dan gill raker. Beberapa jenis kerapu dewasa
dengan ukuran besar pola pewarnaan cukup untuk membedakan spesies tertentu.
Spesies yang hidup di perairan dalam memiliki pola pewarnaan lebih kemerahan
dibanding spesies yang tertangkap di perairan dangkal. Jenis kerapu yang bisa
diidentifikasi diantaranya kerapu sunu yaitu, badan ikan memanjang tegap,
kepala dan badan serta bagian tengah dari sirip berwarna abu-abu
kehijau-hijauan, cokelat, merah, atau jingga kemerahan dengan bintik-bintik
biru yang berwarna gelap pada pinggirnya. Bintik-bintik pada kepala dan bagian
depan badan sebesar diameter bola matanya atau lebih besar (M'Boy 2014). Ujung sirip
ekor ikan kerapu sunu berbentuk rata, dan pada ujung sirip tersebut terdapat garis putih adapun
pada sirip punggung terdapat duri sebanyak 7-8 buah. Laju pertumbuhan kerapu
sunu bervariasi menurut kelas umurnya. Pada stadia awal perkembangannya, laju pertumbuhan ikan kerapu
sunu berlangsung cepat, yaitu 0.81 mm/hari dalam waktu 6 bulan sudah
mencapai ukuran panjang total 14 cm. Pada stadia larva ikan ini termasuk
pemakan plankton perubahan sifat menjadi karnivora terjadi sejak mencapai
stadia juwana. Menjelang dewasa ikan ini tergolong jenis ikan predator yang
memangsa ikan-ikan kecil, udang, dan cumi-cumi (M'Boy 2014).